Consistent Learning

Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok

Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam menggapai kesuksesan seseorang. Salah satu proses untuk meraihnya adalah dengan cara terus belajar. Belajar pada konteks yang lebih luas, dapat diartikan juga dengan belajar bertahan, memaknai, dan menerima kenyataan hidup. Maka dari itu, sering kali kita salah, jatuh, dan ceroboh karena semesta sedang melatih kita guna menjadi manusia yang tangguh. Memberikan pelajaran yang mungkin tidak kita sadari. Faktanya, belajar pada pola pikir sebagian besar orang adalah hal yang membosankan. Lantas, apakah yang membuat kita tetap ingin belajar? Yuk, simak penjelasan berikut.

Dalam hidup, kita harus punya target dan pencapaian. Di awali dengan niat yang baik, aksi atau ikhtiar yang maksimal, doa, dan tawakal. Belajar merupakan bagian dari ikhtiar. Tidak semua manusia diberikan pemahaman yang sama. Ada yang cepat dalam menerima pembelajaran, namun ternyata ada juga yang sulit sekali untuk memahaminya. Kita harus mengetahui kapasitas diri supaya kita mempunyai target dan pencapaian yang tepat. Jika kita termasuk orang yang cerdas, kita boleh saja belajar seadanya, tetapi jika kita adalah golongan orang-orang yang kurang cerdas, maka kita harus menyusun strategi yang lebih baik lagi. Kita harus usaha lebih keras lagi agar dapat mencapai apa yang diharapkan. Strategi jitu yang menjadi keberhasilan dalam melawati kesuksesan-kesuksesan kecil maupun besar adalah konsisten.

Konsisten menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek. Jika kita menginginkan suatu hal, maka harus diiringi dengan action yang dilakukan terus-menerus. Misal, ingin memiliki nilai matematika yang lebih baik dari hari kemarin. Setelah kita punya harapan, segera susun strategi atau jadwal belajar yang akan kita tempuh dengan detail. Jangan langsung berpikir bahwa kita akan dengan mudah melakukan jadwal tersebut. Ya karena memang sulit untuk membangun kebiasaan. Maka dari itu, siapkan konsekuensi apa yang akan kita terima jika kita meninggalkan jadwal tersebut.

Langkah selanjutnya adalah mulai belajar. Siapkan buku, alat tulis, dan pentingnya membangun suasana yang baik dalam belajar. Setiap orang punya cara belajar yang berbeda-beda. Mendengarkan musik, salawat atau bacaan Al-Qur’an bisa menjadi salah satu teman kita dalam belajar, sehingga kita bisa menikmati pembelajaran dengan rileks. Perlu digaris bawahi bahwasanya otak kita dapat memahami pembelajaran dengan baik hanya dalam waktu 45 menit saja. Oleh karena itu, setiap 45 menit sekali kita boleh melakukan apa yang kita suka untuk merehatkan otak.

Lakukan proses demi proses dengan sabar dan konsisten agar harapan segera menjadi kenyataan. Nasihat James Allen, “Jangan biarkan orang lain lebih tahu banyak tentang dirimu. Bekerjalah dengan senang hati dan dengan ketenangan jiwa, yang membuat kamu menyadari bahwa muatan pikiran yang benar dan usaha yang benar akan mendatangkan hasil yang benar!.” Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, segera gapai harapanmu!

Penulis : Dinar Nur Fadilah – Alumni SMA Negeri 2 Banjar Tahun 2022

Tinggalkan Balasan

× Hay, ada yang bisa kami bantu?