Perempuan Hebat sebagai Rahim Generasi yang Berkualitas

Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Dikutip dari Bank Dunia Indonesia dengan jumlah penduduk 273,5 juta jiwa (2020). Hal ini tentu berpengaruh pada kualitas sebuah bangsa. Jika generasi mudanya memiliki jiwa kepemimpinan, cerdas, kompetitif, inovatif, dan berbudi pekerti yang baik, tentu menjadi pondasi kemajuan suatu bangsa. Namun sebaliknya, jika pemuda pemudi Indonesia malas belajar, tidak menghargai waktu, terjebak dalam pergaulan bebas, dan hilangnya budi pekerti, akan menjadi bumerang bagi Bangsa Indonesia itu sendiri. Maka perempuan memiliki andil yang sangat penting sebagai tonggak kemajuan suatu bangsa.

Perempuan sebagai rahim yang akan melahirkan seorang anak tentu perlu diperhatikan. Ini amanah yang sangat luar biasa yang hanya diberikan kepada seorang perempuan. Islam pun begitu mengistimewakan perempuan sehingga memerintahkannya untuk menutup aurat. Kualitas perempuan menjadi kualitas anak-anaknya. Oleh karena itu, perempuan berhak mendapatkan pendidikan, baik formal maupun informal. Pendidikan seseorang akan menentukan pola pikir dan cara hidup yang lebih teratur. Perempuan juga memiliki kesempatan yang sama dalam berinteraksi dengan lingkungan. Meraih mimpi dan berprestasi boleh dilakukan sebagaimana kaum laki-laki melakukannya. Namun, sebagai seorang perempuan tetap harus menjalankan kodratnya sebagai seorang istri dan ibu.

Perempuan sebagai madrasah yakni pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Apa yang ibu lakukan dengan cepat anak akan mencontohnya. Perempuan juga sebagai orang yang paling dekat dengan anak-anaknya. Didikan yang baik serta kasih sayang yang diberikan seorang ibu sangat dibutuhkan. Salah satu perempuan hebat yang berhasil membuat anaknya sukses membela agama Allah yaitu kisah Imam Syafi’i. Ibunya seorang janda. Meski seorang janda, beliau terus berusaha dengan keras untuk mencetak anaknya menjadi generasi yang baik akhlaknya, baik agamanya, baik intelektualnya. Dikutip dari ceramah ustadz Adi Hidayat LC. Ma., sang ibu rela menggendong Imam Syafi’i dari Gaza ke Madinah. Berkat kegigihan ibunya, Imam Syafi’i namanya harum sampai saat ini. Diantara keberhasilannya adalah menjadi penghafal Al-Qur’an di usia 9 tahun.

Kisah yang tak kalah hebatnya, yaitu Maryam. Mendidik anak seorang diri. Tapi beliau tidak putus asa. Putranya yakni Nabi Isa a.s yang memang sudah ditakdirkan menjadi utusan Allah itu tumbuh dengan baik dan hidup dengan kemuliaan.
Mari kita belajar lagi. Bagaimana tauladan kita Nabi Muhammad SAW. tumbuh oleh seorang perempuan hebat bernama Siti Aminah. Sejak dalam kandungan, ayahnya Nabi Muhammad SAW. yakni Abdullah telah lebih dulu meninggalkannya. Namun Siti Aminah tetap berusaha memberikan pendidikan terbaiknya. Dengan diberikannya Nabi kepada Halimatus Sa’diah untuk disusuinya semasa kecil. Diharapkan dari desa yang penuh dengan kebaikan dan ketentraman itu, membuat Nabi kecil memiliki karakter yang baik.

Dulu, perempuan dilarang untuk bersekolah. Mereka hanya perlu menanak nasi dan membuat terasi. Alasannya karena mereka hanya akan menjadi ibu rumah tangga sehingga tak perlu mendapatkan pendidikan. Padahal seorang ibu merupakan pendidikan pertama bagi anak-anaknya. Ibu yang paling dekat dan memengaruhi perkembangan anak. Jika seorang ibu tidak dapat membaca, sudah dipastikan anaknya pun lambat dalam membaca. Maka dari itu lahirlah emansipasi wanita yang menjadi hawa segar bagi perempuan-perempuan hebat dengan bakat yang selama ini terpendam.

Emansipasi wanita menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pelepasan diri para wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju. Tokoh emansipasi wanita yang membawa perubahan besar terhadap pelepasan keterbatasan ruang lingkup perempuan itu dirintis oleh R. A. Kartini. Semangatnya untuk terus berjuang mendapatkan hak-hak perempuan begitu terasa sampai saat ini. Kini banyak perempuan mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi. Mereka dengan kompeten menjalankan profesinya sesuai bidangnya. Selain bermanfaat bagi lingkungan keluarga, perempuan juga dapat bermanfaat dalam lingkungan sosial. Tak heran jika kaum hawa banyak yang menjadi pimpinan perusahaan, ketua sebuah lembaga, guru, dosen, dan profesi lainnya.

Berhenti untuk berkata tidak. Kini perempuan harus berprestasi dan meraih mimpi setinggi langit. Disertai dengan pendidikan informal seperti pesantren dan pengajian akan menuntunnya untuk tidak melupakan peran utamanya. Tugas seorang istri tidak banyak. Hanya satu, yaitu patuh terhadap perintah suaminya. Suaminya berhak melarang istrinya untuk tidak berbuat sesuatu dan berhak menyuruh istrinya berbuat sesuatu. Selagi itu tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pentingnya komunikasi antara keduanya yang akan memudahkan perempuan menghendaki langkah dan hati nuraninya. Perannya telah ditampilkan pada zaman Nabi Muhammad SAW. Ibumu, ibumu, ibumu, lalu bapakmu. Hal ini menunjukkan bahwa seorang perempuan begitu istimewa. Kunci majunya sebuah bangsa terletak pada kualitas sang ibu. Jika ingin mengubah peradaban yang maju, maka tingkatkan lah kualitas perempuannya. Karena rahim peradaban terletak padanya.

Dibalik sebuah kesuksesan seorang suami, di belakangnya ada seorang istri yang selalu memberi dukungan, mendoakannya sepanjang malam, dan ikhlas dalam menyokong keberhasilan suaminya. Siti Khodijah yang merupakan istri Rasulullah itu semasa hidupnya memberikan harta kekayaannya yang melimpah ruah untuk perjuangan dakwah rasul. Bahkan, di akhir usianya menyampaikan kepada Nabi agar mengambil tulangnya untuk kepentingan perjuangan dakwah.

Sebagai pelajar, saya cukup miris melihat teman sebaya saya khususnya perempuan menghabiskan waktunya untuk berleha-leha. Di samping itu banyak juga yang sadar akan pentingnya berorganisasi, menambah ilmu dan wawasan. Oleh karena itu, sekolah memberikan jam pelajaran yang cukup, organisasi dan ekstrakurikuler untuk menjadi wadah menuangkan prestasi, mengembangkan bakat dan minat, dan memiliki banyak teman yang baik. Selain itu, pendidikan informal menyediakan pendidikan berbasis pesantren yang akan membentengi generasi muda menghadapi segala macam tantangan. Duduk dengan para alim ulama, membuat kita cinta ilmu. Menatap wajahnya ibadah. Hadir di majelis ilmu di minta ampunkan oleh malaikat. Sedangkan duduk dengan orang yang berleha-leha maka akan lupa waktu. Teman juga sangat memengaruhi siapa kita sebenarnya. Semuanya tergantung kita yang menentukan jalan hidup itu sendiri.

Melihat betapa pentingnya peran seorang perempuan, maka kualitasnya harus terus ditingkatkan. Berpendidikan itu penting. Bermoral dan berakhlak sebagai penghiasnya. Saat ini yang bisa kita lakukan sebagai seorang perempuan adalah menjaga mahkota kita, malu untuk senantiasa menjadi akhlak terbaik di waktu yang tepat, belajar bersungguh-sungguh, dan menjadi seorang pemimpi yang selalu haus akan ilmu. Merealisasikan mimpi untuk kebaikan dunia dan akhirat.

Jangan pernah kosongkan waktu. Isilah waktu baik dengan urusan dunia ataupun akhirat. Tambahlah terus wawasan agar menjadi orang yang mawas diri. Tingkatkan terus kreativitas dan inovasi untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat. Perempuan harus hebat. Lakukan yang bisa dilakukan dengan baik. Dan jangan lupakan tentang kodrat kita yang sesungguhnya, yaitu sebagai seorang ibu dan istri. Baiknya terus menuntut ilmu khususnya ilmu agama, agar dapat menempatkan segalanya sesuai porsinya. Semangat berorientasi untuk dunia dan akhirat!

Penulis : Dinar Nurfadilah

Tinggalkan Balasan

× Hay, ada yang bisa kami bantu?